Catatan Kaki Seorang Kristen Puritan AHOK, MUALAF, BELAJAR & MENCINTAI ISLAM



Oleh: Natalius Pigai

Hadirnya  Basuki Tjahaya Purnama alias AHOK dalam panggung politik mewarnai dinamika politik Indonesia selama 4 tahun terakhir. AHOK adalah magnet yang mampu menaikkan  turbulensi politik, mengadirkan turbulensi sosial.

Gerakan Ahok juga telah mengantarkan rakyat Indonesia dalam alam pikir baru yaitu imajinasi tentang Ahok sebagai orang baik dan Ahok sebagai orang jahat. Apapun ceritanya Ahok adalah sentrum politik dan sosial nasional karena  tekah menggangu fondasi sosial dan  fondasi politik, fondasi HAM dan tidak kalah pentingnya adalah fundamental agama.

Apapun ceritanya kehebatan Ahok, bangsa ini memiliki kekayaan nilai luhur, nilai budaya, pepata-pepata kuno nusantara adalah legasi besar. “Kecik bertitik olo ketoro”, yang baik kelihatan dan yang jelek akan tampak. “Sebaik baiknya tupai melompat akhirnya jatuh jua”. Ahok  rupanya tidak  belajar dari nilai-nilai keadaban nusantara. Meskipun Ahok adalah manusia import, namun dimanapun bumi dipijak, langit selalu dijunjung.

Perilaku arogan terhadap orang kecil dan fakir miskin, perilaku kasar terhadap pendudukkumuh, warga dibantaran sungai yang adakah anak2 bumi putera, kata2 yang merendahkan martabat manusia, kolusi sistematis dengan kelompok oligarki mafia taipan hoakiu, perilaku pecundang dibalik ketiak penguasa politik dan pemerintah  yang ditonjolkan telah mencederai nilai spiritualitas Kristen.

Orang Kristen tidak pernah diajarkan kasar terhadap orang2 kecil, keberpihakan kepada orang2 kecil adalah ajaran sosial gereja yaitu option for the poor. Nilai-nilai Kristen secara fundamental ditanamkan ajaran hukum kasih sebagai hukum tertinggi yang diajarkan oleh sang pemilik tunggal (causa prima). Kasihilah Tuhan Allamu, cintailah sesama manusia, menyayangi alam semesta dan segala isinya serta Keunggulan Yesus adalah MENCINTAI MUSUHMU.

AHOK Antitesa Natalius

Perilaku AHOK selama ini tidak pernah mencerminkan ajaran sosial gereja yang diikat melalui hukum (canonica) dan hukum kasih yang diikat dalam hukum Dogma (dogmatica).
Bagaimanapun dipanggung sejarah hari ini, AHOK adalah antitesa dari Natalius Pigai, AHOK secara sadar dan sengaja membenci Islam bahkan menghujat dogma agama Islam dan membenci umat Islam.

Natalius Pigai, seorang Kristen Puritan berdiri di depan, berteriak lantang menyuarakan jeritan, rintian, ratapan dan penderitaan umat Islam di negeri ini. saya menyadari kasih menembus batas agama, suku, ras dan antar golongan. Tidak penting meskipun dihujat dan dicaci maki, dibenci, diteror bahkan ancaman Nyawa sekalipun; karena ketika anda berdiri membantu orang2 kecil dan menderita maka Tuhan akan senantiasa melindungimu, saban hari, petang dan pagi sampai akhir hayat. Hidup ini akan berguna ketika anda mampu membantu orang2 Kecil dan teraniaya yang membutuhkan pertolongan.

AHOK justru tidak menujukan sikap Kristiani (cristianitas), persaudaraan (fraternitas) dan solidaritas (caritas) karena itulah Ahok tidak pernah membuat gereja Kristen tersenyum dan bangga, gereja justru malu karena Ahok, meskipun Ahok bukan representasi gereja.

Tidak pernah dibayangkan dibenak aktivis Kristen di Indonesia, Alumni PMKRI, Pemuda Katolik, GMKI dan tokoh2 kristen di negeri ini, ketika awal tahun 2017, saya memutuskan menjadi Ketua Tim pembela Habib Rizieq, 20 ulama dan ustad serta umat muslim. Dengan lantang menyatakan identitas saya sebagai SEORANG KRISTEN KATOLIK. Saya tidak pernah ragu menyatakan diri saya seorang Kristen meskipun membela orang dan agama Islam. Karena saya sadar bahwa umat Tuhan  dan agama Islam, Agama Tuhan di dunia ini telah dianiaya oleh orang-orang yang memiliki  kekuasaan, uang dan jabatan.

 Paranoia dan Instrospeksi

Perilaku dan paradoksnya Ahok telah mengantarkannya ke jeruji Besi, Ahok bukan siapa-siapa di negeri ini, Ahok hanyalah seorang narapidana. Sebuah label sosial yang buruk bagi orang-orang buruk dan bermasalah. Hari ini anda adalah orang yang berada dalam akuarium, tidak bisa kemana2 dan anda orang yang penuh masalah. Selain sebagai seorang narapidana, juga dugaan kasus2 korupsi sedang menanti. Hari ini ada sedang gugat cerai istri tercinta anda, Veronica Tan. tanda-tanda orang paranoia, mulai tidak normal.

AHOK harus banyak belajar tentang pengetahuan (knowledge), ketrampilan memimpin (skills) dan yang terpenting adalah mentalitas dan moralitas (attitute) yang baik. Di penjara Ahok sebagai manusia manusia berfikir (viator mundi) pasti merenung dan menjelajahi alam pikirannya, juga sebagai manusia pekerja (faber mundi) tentu saja Ahok mulai berbuat baik di penjara. Tetapi semua itu tidak cukup, Hok.

Silakan Menjadi Mualaf

Bagaimanapun juga Anda berada di Indonesia, di negeri belantara manusia, belantara umat silam yang mayoritas. Jika ingin menetap dan tinggal di negeri ini dan menjadi lebih baik dalam kehidupan politik maka saya hanya saran silakan memilih Agama Islam. Disana anda akan banyak diterpa dengan ajaran tentang hidup yang makrifat, ajaran Islam tentang ukhuwah Islamia, ukhuwah insaniah dan ukhuwah Wathoniah.

Di Islam juga anda akan diajarkan bagaimana seorang pemimpin Islam berbuat untuk memimpin dan mengelola negara (khalifah), dengan hukum (fiqih) tentang kekuasaan (Khilafah) dengan cara yang baik dan benar. Jika anda menjadi Mualaf dan Masuk Islam maka Percaya bahwa Anda akan mencapai karier tertinggi di negeri ini. Minimal Wakil Preisden. Orang Islam sudah lupa dan telah memaafkan engkau, AHOK. Selamat merenung dan berjuang. Salam.

Dari sahabatmu.
Natalius Pigai, Aktivis Katolik Puritan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pribadi Yesus

SELAMAT PASKAH 2017 : Tiga Hari Suci Dan Minggu Paskah

Renungan dan Doa Di Ulang Tahunku